Jumat, 21 Desember 2007
Dini & Rozar Menikah
Mungkin terdengar agak mendadak bagi teman-teman. Tapi tidak mendadak bagi kami. Pernikahan ini sudah menjadi pembicaraan kedua pihak keluarga semenjak bulan Januari 2007. Masa pacaran kami terbilang singkat. Bisa dikatakan, kami baru mulai pacaran justru setelah mendapat restu untuk menikah dari orang tua Dini. Satu bulan kencan sudah cukup bagi kami untuk sampai pada keputusan menikah. Oleh karena itu, hanya sedikit teman-teman Rozar yang mengenal Dini. Begitu juga dengan Rozar yang cukup asing di mata teman-teman Dini.
Tresna Endang Andini atau Dini adalah mojang sunda asli yang banyak dibesarkan di Bogor. Ibunya dari Sukabumi dan ayahnya dari Ciamis. Selesai dari SMUN 3 Bogor pada tahun 2001, Dini meneruskan kuliah di Universitas Padjadjaran Bandung mengambil Jurusan Administrasi Negara. Oleh teman-teman kampusnya, Dini biasa dipanggil 'Jayko' (seperti adiknya Giant dalam Doraemon). Sekarang ini, dia sedang bekerja di pabrik garmen Daese Garmin di Bandung sebagai staf impor.
Rozar Prawiranegara atau Rozar lahir dari pasangan Jawa (ibu) dan Sunda (bapak). Separuh hidupnya dihabiskan di perumahan dinas Pupuk Kujang Cikampek. Teman-teman kecilnya dulu memanggilnya dengan nama 'Oca' karena namanya sulit dieja. Rozar sudah mulai hidup kost semenjak sekolah di SMUN 2 Bandung. Selesai dari kuliahnya (yang terseok-seok karena kerja sambilan) di Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Bandung, kini ia aktif di Biro Pelayanan & Inovasi Psikologi dan LSM yang menangani epidemi di Rumah Sakit Hasan Sadikin.
Keduanya bertemu di Jatinangor semasa kuliah. Ketika itu hanya sebatas kenal dan tegur sapa. Baik Dini dan Rozar sudah punya pacar masing-masing. Baru ketika keduanya pindah ke Bandung dengan lokasi yang berdekatan, keduanya mulai saling mengenal. Hanya dalam hitungan minggu, Rozar langsung mengungkapkan keinginan untuk menikah. Tidak disangka, Dini pun langsung menyetujui.
Menikah dalam waktu pacaran yang singkat
Yang membuat kami berpikir untuk menikah cepat adalah karena pemikiran kami mengenai 'pacaran'. Bila tujuan berpacaran adalah menikah, tentu hubungan tersebut akan lebih menyenangkan bila sudah memiliki titik terang. Kami memutuskan untuk berkencan maksimal selama 1 bulan. Setelah itu, kami akan mendatangi orang tua untuk meminta restu menikah. Dengan begini, kami ingin menghindari terlibat perasaan yang lebih dalam setelah berpacaran terlalu lama, yang tentunya akan menjadi masalah bila ada pihak keluarga yang tidak menyetujui. Bila orang tua tidak setuju, maka kami tidak akan terlalu berat untuk berpisah.
Dalam waktu 3 minggu, Dini sudah mengungkapkan keinginannya kepada orang tuanya. Berita tentang putusnya hubungan Dini yang belum banyak tersebar merata di lingkungan keluarga besar sudah langsung ditimpa dengan berita keinginannya menikah. Di sisi Rozar, orangtuanya baru akan mulai menerima kemungkinan anaknya yang mendalami psikologi akan melajang dalam waktu lama atau tidak menikah. Sontak mereka semua kaget.
Kami langsung mempersiapkan lamaran pernikahan dan akad nikah. Sementara mempersiapkan hajat ini, kami bisa berpacaran tanpa ketakutan untuk gagal karena sudah memiliki titik tujuan yang jelas. Kami pun lebih terpacu untuk melakukan introspeksi dan perubahan supaya dapat menjadi yang terbaik bagi satu sama lain.
Kami anggap pertemuan kami seperti sesuatu yang telah tertunda lama. Ketika mendalami sejarah satu sama lain, banyak sekali kesempatan di masa lalu bagi kami untuk bertemu namun seakan terhalang hal-hal kecil. Misalnya, ada masa di mana Rozar sering menyambangi tempat yang sama dengan lokasi Dini berkencan. Namun keduanya tidak pernah bertemu muka. Lalu, Dini sering mendengar nama Rozar dari teman kostnya, namun tidak pernah terlalu memikirkannnya. Setelah bertemu dan mengenal lebih jauh, ternyata banyak sekali kesamaan dan kecocokan bahkan untuk hal-hal kecil, seperti kesukaan akan rujak, jajanan, lagu-lagu Dave Matthews Band, selera humor yang sama, suka jalan kaki, dsb.
Kami juga banyak menemukan kemudahan-kemudahan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Bagi kami dan orang tua, pertemuan ini adalah berkah yang tak terduga. Pernikahan ini adalah berkah yang tak ternilai. Mohon Doa dan Restu.
Undangan Pernikahan
Tanggal 27 Desember 2007 dipilih karena beberapa hal. Kedua orangtua Dini bekerja di bidang pendidikan. Akhir tahun menjadi libur panjang bagi mereka sehingga mempermudah melakukan persiapan. Rekan dan kerabat juga banyak yang berencana mengambil cuti di penghujung tahun karena berdekatan dengan libur Idul Adha. Hari yang diambil adalah hari Kamis. Bulan Desember ini padat dengan undangan pernikahan. Tentunya, banyak yang mengambil hari Sabtu atau Minggu. Sebagai antisipasi bentrok dengan pernikahan pasangan lain, dipilihkan hari Kamis. Berlakunya cuti bersama juga diharapkan lebih memungkinkan penyelenggaraan pernikahan kami di hari kerja tersebut.
Banyak kerabat dan kolega yang menetap di sekitar Bogor, Jakarta, Depok dan terutama Sukabumi. Karena Akad dan Syukuran diadakan di rumah kediaman keluarga Dini, kami jadi bisa menerima tamu lebih leluasa.
Peta Lokasi & Rute Kendaraan Umum
Dalam peta, semua jalan digambarkan seperti jalan lurus. Ini untuk mempermudah ilustrasi saja. Jalan Raya Sukabumi, misalnya, sesungguhnya berbelok-belok. Hal yang sama berlaku untuk jarak tempuh. Peta ini tidak menggambarkan skala jarak yang sesungguhnya.
Peta satelit Google untuk wilayah Sukabumi dan puncak belum ada. Mohon maklum. Tetapi, kami telah mencantumkan patokan-patokan penting yang akan memudahkan perjalanan ke tempat tujuan.
Dari arah Bandung, patokan penting yang harus diperhatikan adalah Monumen Palagan Bojong Kokosan dan Masjid Nurul Anda. Di depan pintu masuk jalan menuju lokasi, akan ada plang penunjuk arah menuju pabrik PT Heshe (dan janur kuning, tentunya).
Dari arah Jakarta, jalan terlihat agak rumit. Hal ini karena kami mencantumkan jalan alternatif Sukabumi-Bogor yang cukup dikenal. Di area Pasar Cicurug biasanya terjadi sedikit kemacetan di hari-hari biasa (tapi jangan samakan dengan neraka kemacetan di Jakarta). Bila melewati jalur utama, maka plang yang akan terlihat di depan jalan masuk menuju lokasi adalah papan bertuliskan Wisma Galuh Pakuan (Hitam di atas putih). Bila melewati monumen mobil rusak (peringatan kecelakaan), artinya jalan menuju lokasi terlewati.
Jalan masuk menuju lokasi disebut oleh penduduk sekitar sebagai Jalan PT Heshe (dibaca:hisi). Dulunya, ada pabrik milik orang Korea di sana. Sekarang pabrik itu menjadi PT Molax Global. Dari jalan raya, jarak menuju lokasi rumah sekitar 200 m. Bagi pengguna kendaraan umum, jalan menanjak tidak akan terlalu terasa. Di pintu masuk jalan juga terdapat pangkalan ojek.
Meski kami 'kawin di kampung', jalan ini sudah diaspal dan cukup untuk dilewati 2 mobil. Ini jalan yang ramai dilalui bahkan oleh bus antar kota seperti MGI. Selain menjadi bagian dari jalan alternatif, masuk jauh ke dalam terdapat pusat pelatihan out-bound Service Quality Center. Bagi yang pernah bootcamp di sana, tentu tidak asing dengan daerah ini.
(Klik gambar untuk memperbesar)
Petunjuk untuk Pengguna Kendaraan Umum
Dari Bandung:
1> Bis Sukabumi-Bandung
(Terminal Leuwi Panjang - Terminal Sukabumi)
2> Kendaraan umum L300 Sukabumi Bogor
(Terminal Sukabumi - Jalan masuk menuju lokasi)
Dari Jakarta:
Bus Jakarta- Sukabumi
(Kampung Rambutan - Jalan masuk menuju lokasi)
(Kalideres - Jalan masuk menuju lokasi)
(Pulogadung - Jalan masuk menuju lokasi)
Dari Bogor:
Bus Sukabumi-Bogor
(Terminal Baranangsiang - Jalan masuk menuju lokasi)
Angkot (Tidak disarankan. Memakan waktu terlalu lama)
Bless The Broken Road
Bless The Broken Road
(by Rascal Flatts)
I set out on a narrow way many years ago
Hoping I would find true love along the broken road
But I got lost a time or two
Wiped my brow and kept pushing through
I couldn't see how every sign pointed straight to you
Every long lost dream led me to where you are
Others who broke my heart they were like northern stars
Pointing me on my way into your loving arms
This much I know is true
That God blessed the broken road
That led me straight to you
I think about the years I spent just passing through
I'd like to have the time I lost and give it back to you
But you just smile and take my hand
You've been there you understand
It's all part of a grander plan that is coming true
Now I'm just rolling home
Into my lover's arms
This much I know is true
That God blessed the broken road
That led me straight to you